Langsung ke konten utama

Wahana Istana Pasir : Critical Thinking dan Makna IIP

Alhamdulillah. Akhirnya, di tahun 2020 ini, saya bisa masuk menjadi mahasiswi kelas bunda sayang Ibu Profesional . Tahun lalu, saya berhasil lolos dari kelas matrikulasi. Dalam kelas tersebut, para mahasiswi belajar untuk menggali makna ibu yang sebenarnya. Tidak hanya perannya yang berkaitan dengan anak, tapi juga peran ibu terkait dengan hal-hal lain seperti ibu sebagai seorang pribadi, ibu sebagai seorang istri, ibu sebagai anggota keluarga dan lain sebagainya.


Di kelas bunda sayang ini kita akan belajar tentang hal lainnya, yaitu bagaimana meningkatkan kualitas diri seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya. Sebelum masuk ke kelas inti, terlebih dahulu saya mengikuti kelas pra bunda sayang, yang disebut sebagai wahana wisata ceria. Wahana ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu wahana istana pasir, surfing, wake boarding dan diving. Untuk wahana pertama, kemarin telah dijelaskan dua materi yaitu tentang critical thinking serta makna ibu profesional.


Makna Ibu Profesional


Ibu profesional adalah ibu yang bangga dan bahagia menjalani berbagai perannya, juga bersungguh-sungguh dalam menjalankan peran tersebut. Seorang ibu profesional akan terus belajar untuk meningkatkan kapasitas diri, sehingga bisa menjadi versi terbaik dari dirinya.


Membangun Istana Pasir yang Indah dan Kokoh


Ibu itu ibarat pasir pantai yang lembut namun juga rapuh. Jika dibentuk maka akan menghasilkan sebuah bentukan yang indah, seperti istana pasir misalnya. Namun dalam membentuknya, dibutuhkan alat-alat bantu yang bernama ilmu. Semakin bersungguh-sungguh dan ikhlas kita menuntut ilmu, insyaallah istana itu akan semakin indah dan kokoh. Istana yang indah ini pada akhirnya akan membawa kebahagiaan bagi orang lain yang melihatnya. Seperti itulah ibu yang menjalani perannya dengan bahagia, pada akhirnya akan bisa memancarkan kebahagiaan bagi sekitarnya. Terutama keluarga.


Oleh karena itu, dalam menempuh ilmu bunda sayang, saya akan bersungguh-sungguh. Pertama akan saya kosongkan terlebih dahulu gelas ilmu saya, agar saya siap menerima ilmu baru. Tahap selanjutnya saya akan menerapkan critical thinking yang telah disampaikan dalam materi pertama ini. Harapannya setelah menempuh kelas bunda sayang ini, saya bisa menemukan ilmu yang menambah kebahagiaan bagi saya, juga orang-orang disekitar saya.


Kelas bunda sayang adalah salah satu usaha saya untuk menjadikan diri saya sebagai sebuah istana pasir yang indah, dan kokoh, yang tak mudah goyah ketika diterpa gelombang (atau malah seharusnya kita menjauhi gelombang sebelum datang?). Mari kita ikuti tahap selanjutnya dengan lebih bersemangat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Zona 7 Bunda Sayang (Hari 2)

Hari ke-2 ini kelompok kami sudah semakin matang diskusinya. Kami sudah menentukan judul apa yang akan diangkat, yaitu "Pendidikan Seksualitas pada Anak Usia Dini: Aku, Keluarga dan Sekitar".  Ada 4 materi yang akan kami bahas, antara lain: 1. Tahu Keluarga dan Sekitar 2. Saling Menyayangi 3. Tidur Terpisah dengan Orang Tua atau Saudara 4. Waspada Terhadap Orang di Sekitar Alur kerja juga disusun untuk memudahkan kerja tim. Beberapa teman sekelompok pun sudah ambil bagian dalam pembagian kerja. Mulai dari penanggung jawab, penulis materi, editor, penyusun naskah, desain cover dan isi, tim kreatif, dan lain sebagainya. Namun kali ini saya tidak mengambil peran dalam tugas kelompok. Dan hanya menjadi penggembira serta penyemangat. 😁

Kenapa Jatuh Cinta dengan Drama Korea?

Drama Lawas, Autumn in My Heart Drama Korea adalah salah satu jenis tontonan yang banyak disukai. Dari mulai remaja, ibu-ibu hingga bapak-bapak di luar sana senang menonton tayangan yang satu ini. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, dimana masyarakat dihimbau untuk di rumah saja jika tidak memiliki keperluan penting, semakin banyaklah penikmat drakor bertebaran.  Saya sendiri sudah belasan tahun menjadi penikmat drama Korea. Sejak Endless Love/Autumn in My Heart tayang di stasiun televisi Indonesia. Drama ini bercerita tentang anak yang tertukar (atau sengaja ditukar?), dimana akhirnya kembali ke orang tua masing-masing. Lalu setelah dewasa "mantan" kakak adik yang terpisah bertemu kembali dan saling jatuh cinta.  Cerita ini sukses membuat saya gagal move on hingga saat ini. Apalagi episode-episode awal yang menceritakan harmonisnya hubungan kakak beradik itu saat masih di bangku sekolah. Saya yang seorang anak sulung merasa begitu "iri". Seru membayangka

Setiap Lagu Menyimpan Cerita

Ketika berbicara tentang OST atau Original Soundtrack , ingatan saya selalu melayang pada hari-hari ketika saya masih duduk di bangku SMP. Pada suatu hari, di kelas kami diadakan semacam pentas seni. Para siswa diminta untuk tampil, baik secara individu maupun secara kelompok. Saya tidak terlalu ingat detailnya, namun ada satu hal yang saya ingat sampai sekarang. Seorang teman saya tampil membawakan melodi "Romance de Amor" dengan gitar akustiknya, dan sukses membuat para siswi yang hadir di sana "terpesona", bahkan beberapa siswi sampai berurai air mata. Melodi "Romance de Amor" ini memang sedang naik daun karena menjadi musik pengiring sebuah drama Korea yang booming saat itu, yaitu Endless Love atau Autumn in My Heart. "Sihir" melodi itu seperti semakin kuat karena dibawakan oleh salah satu siswa idola para wanita di sekolah saya. Ya, para gadis itu bercucuran air mata bukan hanya karena melodi yang menyayat hati, namun juga sosok penuh peson