Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun-tahun pun kita lewati penuh canda dan air mata. Menjadi ibumu adalah sebuah kebahagiaan dan tantangan tersendiri. Apalagi bagiku yang sama sekali tidak berpengalaman mengurus anak-anak. Namun rasanya seperti keajaiban ketika empat tahun lebih telah kita lewati, dan semua terasa baik-baik saja, meskipun tidak sempurna. Setiap detik bersamamu seperti melaju dalam sebuah roller coaster. Perasaan senang, takut, bersemangat, was-was, semua bercampur menjadi satu. Tapi itulah yang membuat setiap momennya terasa begitu berarti.
Tak jarang aku mengeluhkan tingkahmu, namun seringkali aku bersyukur atas hadirmu dalam hidupku. Kamu bukan anak yang mudah diatur, itu menurutku, dan aku seringkali frustasi karenanya. Namun semakin lama aku semakin sadar, sebagai orang tua, tugasku memang bukan untuk mengaturmu. Tugasku adalah memperkenalkan dunia ini kepadamu, dan membersamaimu dalam proses perkenalan itu. Bagaimana prosesnya, selama masih dalam koridor yang benar, kubebaskan engkau memilihnya.
Kita sama-sama tak sempurna. Aku dan kamu masih terus belajar bagaimana bertahan di dunia ini sebelum akhirnya nanti kita berpulang pada Sang Maha Kuasa. Aku yang sudah hidup lebih lama daripada kamu berusaha memberikanmu bekal agar nantinya kamu menjadi pribadi yang lebih baik daripada aku. Meskipun tak selamanya aku benar, meskipun terkadang aku membuat kesalahan, namun aku akan terus berusaha selalu menjadi lebih baik. Dalam prosesnya, tidak hanya kamu yang belajar, sayang. Aku pun banyak belajar banyak hal darimu.
Seringkali egoku membuatku tidak sabar menghadapimu yang suka memilih jalan belajar berbeda dari jalanku. Padahal berulang kali kamu sudah menunjukkan padaku, meski jalanmu berbeda, kamu selalu berhasil melalui tahapan hidupmu dengan baik. Kamu sering membuat kejutan-kejutan yang tidak kusangka-sangka. Sekarang, aku harus meyakinkan diri untuk mempercayaimu. Bahwa aku hanya perlu membersamaimu, dan kamu akan sukses dengan cara-caramu yang ajaib itu.
Anakku, terima kasih karena selalu bersabar menghadapiku. Terima kasih karena selalu menganggapku sebagai teman baikmu. Mari bersama belajar menjadi lebih baik. Mari bergandengan tangan melewati hari-hari di masa depan yang belum kita tahu akan seperti apa. Semoga kita selalu terus berusaha saling bersabar, mengerti dan menyayangi seperti saat ini. Semoga Allah masih memberi waktu yang lama bagiku untuk membersamaimu.
Komentar
Posting Komentar