Langsung ke konten utama

Pantulan Warna Zona 2 Bunda Sayang

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun-tahun pun kita lewati penuh canda dan air mata. Menjadi ibumu adalah sebuah kebahagiaan dan tantangan tersendiri. Apalagi bagiku yang sama sekali tidak berpengalaman mengurus anak-anak. Namun rasanya seperti keajaiban ketika empat tahun lebih telah kita lewati, dan semua terasa baik-baik saja, meskipun tidak sempurna. Setiap detik bersamamu seperti melaju dalam sebuah roller coaster. Perasaan senang, takut, bersemangat, was-was, semua bercampur menjadi satu. Tapi itulah yang membuat setiap momennya terasa begitu berarti.


Tak jarang aku mengeluhkan tingkahmu, namun seringkali aku bersyukur atas hadirmu dalam hidupku. Kamu bukan anak yang mudah diatur, itu menurutku, dan aku seringkali frustasi karenanya. Namun semakin lama aku semakin sadar, sebagai orang tua, tugasku memang bukan untuk mengaturmu. Tugasku adalah memperkenalkan dunia ini kepadamu, dan membersamaimu dalam proses perkenalan itu. Bagaimana prosesnya, selama masih dalam koridor yang benar, kubebaskan engkau memilihnya.


Kita sama-sama tak sempurna. Aku dan kamu masih terus belajar bagaimana bertahan di dunia ini sebelum akhirnya nanti kita berpulang pada Sang Maha Kuasa. Aku yang sudah hidup lebih lama daripada kamu berusaha memberikanmu bekal agar nantinya kamu menjadi pribadi yang lebih baik daripada aku. Meskipun tak selamanya aku benar, meskipun terkadang aku membuat kesalahan, namun aku akan terus berusaha selalu menjadi lebih baik. Dalam prosesnya, tidak hanya kamu yang belajar, sayang. Aku pun banyak belajar banyak hal darimu.


Seringkali egoku membuatku tidak sabar menghadapimu yang suka memilih jalan belajar berbeda dari jalanku. Padahal berulang kali kamu sudah menunjukkan padaku, meski jalanmu berbeda, kamu selalu berhasil melalui tahapan hidupmu dengan baik. Kamu sering membuat kejutan-kejutan yang tidak kusangka-sangka. Sekarang, aku harus meyakinkan diri untuk mempercayaimu. Bahwa aku hanya perlu membersamaimu, dan kamu akan sukses dengan cara-caramu yang ajaib itu.


Anakku, terima kasih karena selalu bersabar menghadapiku. Terima kasih karena selalu menganggapku sebagai teman baikmu. Mari bersama belajar menjadi lebih baik. Mari bergandengan tangan melewati hari-hari di masa depan yang belum kita tahu akan seperti apa. Semoga kita selalu terus berusaha saling bersabar, mengerti dan menyayangi seperti saat ini. Semoga Allah masih memberi waktu yang lama bagiku untuk membersamaimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Zona 7 Bunda Sayang (Hari 2)

Hari ke-2 ini kelompok kami sudah semakin matang diskusinya. Kami sudah menentukan judul apa yang akan diangkat, yaitu "Pendidikan Seksualitas pada Anak Usia Dini: Aku, Keluarga dan Sekitar".  Ada 4 materi yang akan kami bahas, antara lain: 1. Tahu Keluarga dan Sekitar 2. Saling Menyayangi 3. Tidur Terpisah dengan Orang Tua atau Saudara 4. Waspada Terhadap Orang di Sekitar Alur kerja juga disusun untuk memudahkan kerja tim. Beberapa teman sekelompok pun sudah ambil bagian dalam pembagian kerja. Mulai dari penanggung jawab, penulis materi, editor, penyusun naskah, desain cover dan isi, tim kreatif, dan lain sebagainya. Namun kali ini saya tidak mengambil peran dalam tugas kelompok. Dan hanya menjadi penggembira serta penyemangat. 😁

Kenapa Jatuh Cinta dengan Drama Korea?

Drama Lawas, Autumn in My Heart Drama Korea adalah salah satu jenis tontonan yang banyak disukai. Dari mulai remaja, ibu-ibu hingga bapak-bapak di luar sana senang menonton tayangan yang satu ini. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, dimana masyarakat dihimbau untuk di rumah saja jika tidak memiliki keperluan penting, semakin banyaklah penikmat drakor bertebaran.  Saya sendiri sudah belasan tahun menjadi penikmat drama Korea. Sejak Endless Love/Autumn in My Heart tayang di stasiun televisi Indonesia. Drama ini bercerita tentang anak yang tertukar (atau sengaja ditukar?), dimana akhirnya kembali ke orang tua masing-masing. Lalu setelah dewasa "mantan" kakak adik yang terpisah bertemu kembali dan saling jatuh cinta.  Cerita ini sukses membuat saya gagal move on hingga saat ini. Apalagi episode-episode awal yang menceritakan harmonisnya hubungan kakak beradik itu saat masih di bangku sekolah. Saya yang seorang anak sulung merasa begitu "iri". Seru membayangka

Setiap Lagu Menyimpan Cerita

Ketika berbicara tentang OST atau Original Soundtrack , ingatan saya selalu melayang pada hari-hari ketika saya masih duduk di bangku SMP. Pada suatu hari, di kelas kami diadakan semacam pentas seni. Para siswa diminta untuk tampil, baik secara individu maupun secara kelompok. Saya tidak terlalu ingat detailnya, namun ada satu hal yang saya ingat sampai sekarang. Seorang teman saya tampil membawakan melodi "Romance de Amor" dengan gitar akustiknya, dan sukses membuat para siswi yang hadir di sana "terpesona", bahkan beberapa siswi sampai berurai air mata. Melodi "Romance de Amor" ini memang sedang naik daun karena menjadi musik pengiring sebuah drama Korea yang booming saat itu, yaitu Endless Love atau Autumn in My Heart. "Sihir" melodi itu seperti semakin kuat karena dibawakan oleh salah satu siswa idola para wanita di sekolah saya. Ya, para gadis itu bercucuran air mata bukan hanya karena melodi yang menyayat hati, namun juga sosok penuh peson