Langsung ke konten utama

Memilih "Be with You" sebagai "Menu Berbuka"

Cover Film yang Bikin Jatuh Cinta


Annyeong!


Ini adalah blog baruku. Dibuat dalam rangka mengikuti tantangan menulis dengan judul "Challenge 30 Topik Seputar Koriya" yang diadakan WAG Drakor dan Literasi. WAG ini adalah "anak" dari Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP). Sebetulnya tidak ada hubungannya dengan KLIP sih. Hanya saja sekarang ini anggotanya kebanyakan (atau semua) berasal dari peserta KLIP yang suka dengan hal-hal berbau Korea. Mulai dari drama, film, K-Pop hingga kebudayaan.


Kenapa blog baru? Karena blog lama sudah didedikasikan untuk tulisan yang berhubungan dengan travelling saja (Blog lama bisa dilihat disini). Jadi merasa kurang "pas" jika diselingi tulisan tentang per-korea-an. Nantinya blog ini akan berisi bermacam tulisan. Apapun! Tulisan lama saya di blog terdahulu yang tidak ada kaitannya dengan travelling juga akan dipindahkan ke sini. Baiklah begitu saja pembukaannya. Lanjut ke inti tulisan dulu. 😁


Tulisan pertama di blog baru ini dibuat demi memenuhi topik teratas dalam daftar tantangan, yaitu "Review Time to Hunt/ Drama atau Film yang Terakhir Ditonton". Karena kata teman-teman film "Time to Hunt" agak "seram", jadi saya memutuskan untuk mencari film lain, dan pilihan saya jatuh pada film tahun 2018 dengan judul "Be with You". Ini adalah pengalaman pertama saya menulis review film atau drama. Mohon kritik dan saran jika ada kekurangan. 😉


Film ini adalah "menu berbuka" yang saya pilih setelah hampir dua bulan "puasa" menonton. Usai menamatkan Crash Landing on You pada tanggal 16 April 2020, saya memang belum menonton film atau drama apapun. Beruntunglah "menu" yang saya pilih cukup memuaskan, sehingga kerinduan saya terobati dengan baik. 😊


Kenapa "Be with You?"


Pertama kali melihat cover film ini di Viu dua tahun yang lalu, saya sudah tertarik. Membaca sinopsisnya semakin penasaran ingin menonton. Film bergenre fantasy memang selalu menarik minat saya. Tapi entah kenapa baru kemarin saya menyempatkan diri untuk menonton film ini.


Selain dari cover dan cerita, So Ji Sub juga menjadi daya tarik tersendiri untuk menonton film ini. So Ji Sub adalah aktor senior yang masih terus berkiprah di dunia perfilman. Saya awal mengenalnya lewat drama korea berjudul "Sorry, I Love You" dan "Memories of Bali" yang pernah tayang di televisi Indonesia belasan tahun yang lalu. Aktingnya di "Sorry, I Love You" cukup membekas di otak saya, meskipun saya tidak ingat lagi bagaimana jalan ceritanya.


Dalam film "Be with You" ini, So Ji Sub beradu akting dengan aktris yang saat ini sedang naik daun karena drama Crash Landing on You, yaitu Son Ye Jin. Untuk Son Ye Jin sendiri tidak kalah senior dibanding So Ji Sub. Walau tak menyadarinya, ternyata setelah melihat daftar film dan drama yang dimainkan Son Ye Jin, sudah banyak hasil karyanya yang saya tonton, seperti Lover's Concerto, Summer Scent, A moment to remember (yang ini favorit banget), Personal Taste dan Something in The Rain (yang ini belum nonton sampai habis).


Jalan Cerita yang Penuh Kejutan


Film dimulai dengan sebuah animasi singkat yang bercerita tentang Cloudland. Sebuah "persinggahan" di atas awan untuk jiwa-jiwa yang telah meninggal. Selama belum dilupakan oleh keluarganya maka jiwa-jiwa tersebut akan terus berada di Cloudland.


Berkisah tentang seorang laki-laki bernama Jeong Wo Jin (So Ji Sub)  yang ditinggal meninggal oleh istrinya dan harus mengurus putra semata wayangnya seorang diri, adegan-adegan di awal film sukses membuat rasa haru membuncah. Keterbatasan fisiknya membuatnya tidak bisa menjadi ayah yang sempurna. Untungnya ada Hong Go, sahabat Wo Jin, yang membantunya mengurus sang putra.


Sang putra, Jeong Ji Ho, percaya bahwa ibunya akan kembali ketika hujan pertama datang, seperti yang diceritakan dalam Cloudland yang ditinggalkan oleh mendiang ibunya, Lim Soo Ah (Son Ye Jin). Maka ketika hujan pertama turun, dia mengajak ayahnya pergi ke sebuah stasiun terlantar yang ada di sekitar rumah mereka untuk menunggu kedatangan sang ibu. Lama menunggu namun tak ada seorang pun yang datang. Akhirnya Wo Jin memaksa Ji Ho pulang meskipun dia tidak mau. Keajaiban muncul saat perjalanan pulang. Mereka menemukan sesosok wanita yang berwajah sama seperti ibunya di terowongan yang mereka lewati, tetapi wanita tersebut tidak mengenali Wo Jin dan Ji Ho.


Ji Ho mengajak "ibu" yang kebingungan tersebut ke rumahnya dan menunjukkan semua foto-foto mereka bersama. Dari sinilah kisah baru kehidupan mereka di mulai. Sejujurnya saya sempat berharap ini bukan film fantasi. Jadi sang ibu tidak begitu saja muncul di terowongan, melainkan ada alasan logis. Tapi nyatanya ini memang film fantasi, jadi sang ibu memang muncul begitu saja di sana. Lalu apakah sang ibu akan hilang begitu saja seperti yang dikisahkan dalam buku? Silahkan menonton sendiri ya. Dijamin tidak menyesal.


Peringatan:

Sebelum menonton film ini sebaiknya siapkan tisu karena akan banyak adegan yang membuat mata basah karena haru. Bahkan cerita awal tentang Cloudland pun sudah memicu kelenjar air mata saya untuk beroperasi.


Penilaian Pribadi


Buat saya film ini menarik. Perpaduan haru, sedih, lucu dan romantisnya terangkai indah menjadi satu. Cukup membuat saya "baper" setelah menontonnya. Bukan karena adegan sedih atau harunya, tapi malah oleh adegan romantisnya. Jika disuruh memberi nilai 1-5, maka nilai 4.5 saya anugerahkan untuk film ini.


Selain kisah romantis antara Wo Jin dan Soo Ah, persahabatan abadi antara Hong Go dan Wo Jin juga salah satu hal yang membuat hati saya "iri". Sahabat sejati yang menua bersama adalah anugerah yang tak kalah indah dengan cinta sejati.


PS : Ada "tamu" tak terduga di drama ini, yaitu Park Seo Joon dan Gong Hyo Jin. Sebagai siapa mereka? Tontonlah sendiri! 😁


Komentar

  1. Aku lupa ceritanya...
    Uda lama banget yaa...nostalgicnya di drama Hi-Bye Mama. Setipe kan yaa...ide ceritanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya udh lama. Udh 2 tahun yg lalu ya. Kl aku baca sinopsisnya Hi-Bye Mama emang setipe sih ya. Makanya pengen nonton Hi-Bye Mama juga.

      Hapus
  2. Saya baru tau Son Ye Jin main d Personal Taste, pdhal dulu nonton tp nggak ngeh. Wkwk. Btw, ini happy ending gak mba? Haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama. Aku juga gak nyadar kl yg yg di Personal Taste itu Son Ye Jin. Sama Kaya gak nyadar kl yang di Secret Garden itu Hyun bin. Hehehehe

      Dibilang sad ending bisa juga. Happy ending juga bisa. Tergantung dr persepsi mana kita menilai 🤭

      Hapus
  3. Wahh..ada ji Sub main sama hye jin yaa..cuss cek ke viu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cuss nonton. 2 jam aja kok, gak perlu begadang hehhehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Zona 7 Bunda Sayang (Hari 2)

Hari ke-2 ini kelompok kami sudah semakin matang diskusinya. Kami sudah menentukan judul apa yang akan diangkat, yaitu "Pendidikan Seksualitas pada Anak Usia Dini: Aku, Keluarga dan Sekitar".  Ada 4 materi yang akan kami bahas, antara lain: 1. Tahu Keluarga dan Sekitar 2. Saling Menyayangi 3. Tidur Terpisah dengan Orang Tua atau Saudara 4. Waspada Terhadap Orang di Sekitar Alur kerja juga disusun untuk memudahkan kerja tim. Beberapa teman sekelompok pun sudah ambil bagian dalam pembagian kerja. Mulai dari penanggung jawab, penulis materi, editor, penyusun naskah, desain cover dan isi, tim kreatif, dan lain sebagainya. Namun kali ini saya tidak mengambil peran dalam tugas kelompok. Dan hanya menjadi penggembira serta penyemangat. 😁

Kenapa Jatuh Cinta dengan Drama Korea?

Drama Lawas, Autumn in My Heart Drama Korea adalah salah satu jenis tontonan yang banyak disukai. Dari mulai remaja, ibu-ibu hingga bapak-bapak di luar sana senang menonton tayangan yang satu ini. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, dimana masyarakat dihimbau untuk di rumah saja jika tidak memiliki keperluan penting, semakin banyaklah penikmat drakor bertebaran.  Saya sendiri sudah belasan tahun menjadi penikmat drama Korea. Sejak Endless Love/Autumn in My Heart tayang di stasiun televisi Indonesia. Drama ini bercerita tentang anak yang tertukar (atau sengaja ditukar?), dimana akhirnya kembali ke orang tua masing-masing. Lalu setelah dewasa "mantan" kakak adik yang terpisah bertemu kembali dan saling jatuh cinta.  Cerita ini sukses membuat saya gagal move on hingga saat ini. Apalagi episode-episode awal yang menceritakan harmonisnya hubungan kakak beradik itu saat masih di bangku sekolah. Saya yang seorang anak sulung merasa begitu "iri". Seru membayangka

Setiap Lagu Menyimpan Cerita

Ketika berbicara tentang OST atau Original Soundtrack , ingatan saya selalu melayang pada hari-hari ketika saya masih duduk di bangku SMP. Pada suatu hari, di kelas kami diadakan semacam pentas seni. Para siswa diminta untuk tampil, baik secara individu maupun secara kelompok. Saya tidak terlalu ingat detailnya, namun ada satu hal yang saya ingat sampai sekarang. Seorang teman saya tampil membawakan melodi "Romance de Amor" dengan gitar akustiknya, dan sukses membuat para siswi yang hadir di sana "terpesona", bahkan beberapa siswi sampai berurai air mata. Melodi "Romance de Amor" ini memang sedang naik daun karena menjadi musik pengiring sebuah drama Korea yang booming saat itu, yaitu Endless Love atau Autumn in My Heart. "Sihir" melodi itu seperti semakin kuat karena dibawakan oleh salah satu siswa idola para wanita di sekolah saya. Ya, para gadis itu bercucuran air mata bukan hanya karena melodi yang menyayat hati, namun juga sosok penuh peson