Langsung ke konten utama

Menjadi Orang Tua Tak Seindah Bayangan

Melihat dua garis merah di test pack membuat banyak calon orang tua di luar sana merasa begitu antusias. Sudah terbayang bayi kecil lucu menggemaskan  yang mencerahkan hari-hari mereka. Senyum ceria seperti yang ditayangkan di iklan-iklan sabun bayi terus membayangi. Semua tampak begitu indah dan menyenangkan. Apalagi di iklan tersebut sering ditampilkan orang tua yang bahagia bermain seharian bersama bayi dan balita mereka. Jelas para calon orang tua sudah tidak sabar menantinya.


Namun apakah semua bayangan itu menjadi nyata ketika si buah hati sudah hadir di dunia? Sayangnya bayangan itu tidak 100% akurat. Banyak hal mengejutkan dan di luar kendali yang terjadi setelahnya. Jangankan bisa tersenyum seharian bermain bersama anak, bisa mengurus sang bayi dan diri sendiri dengan baik saja sudah penuh perjuangan. Bahkan ada kenalan saya yang berkata "Kenapa anakku tidak seceria anak-anak di instagram?" Begitulah tantangan di era digital ini. Begitu mudah orang tua yang satu membandingkan dirinya dengan orang tua yang lain. Pada akhirnya banyak orang tua baru yang terserang Baby Blues hingga Postpartum Depression karena ternyata kenyataan tak seindah bayangan.


Hari-hari berat mengurus bayi seperti tidak ada akhirnya. Para orang tua berharap masa-masa itu segera berlalu. Mereka ingin  segera bisa mengakhiri rutinitas begadang setiap malam dan juga perasaan bingung menghadapi bayi yang menangis terus menerus tanpa tahu sebabnya. Mereka kembali membayangkan balita lucu yang mulai bisa ini itu. Lalu apakah ketika memasuki masa balita orang tua bisa bernafas lega? Tunggu dulu! Tidak semudah itu kawan.


Memasuki masa balita ternyata tantangan semakin beragam. Tangisan bayi yang tiada henti berubah menjadi tantrum yang meraung-raung. Ditambah tingkah polah anak yang menguras tenaga. Tidak hanya tenaga, bahkan celotehnya seringkali membuat kita kehabisan kata-kata. Belum lagi godaan gadget yang membuat anak dan  orang tua menjadi terlena. Namun di saat  inilah mereka tumbuh dan berkembang dengan pesat. Fase bayi dan balita ini yang nantinya akan menjadi pondasi kehidupan anak hingga mereka dewasa. Mari kita tumbuh dan berkembang bersama anak, agar kita bisa terus membersamai mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh disegala suasana. Untuk semua orang tua di luar sana yang sedang pusing menghadapi balitanya, semangat! Kalian pasti bisa!

Komentar

  1. Klo aku bukan tak seindah bayangan mba, aku bahkan ga pernah membayangkan. wkwk..
    di awal hamil dan punya anak, aku mengira, semakin anak besar semua akan lebih mudah. Ternyata tidak! Sebaliknya, don't give up now, karena semakin anak besar akan semakin besar juga tantangannya.. hahaha..XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha iya betul. Punya anak tidak seindah iklan-iklan di tv 😅

      Yuk mari kita semangat! Karena tantangan yg lebih besar menunggu di depan kita 🤭

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Zona 7 Bunda Sayang (Hari 2)

Hari ke-2 ini kelompok kami sudah semakin matang diskusinya. Kami sudah menentukan judul apa yang akan diangkat, yaitu "Pendidikan Seksualitas pada Anak Usia Dini: Aku, Keluarga dan Sekitar".  Ada 4 materi yang akan kami bahas, antara lain: 1. Tahu Keluarga dan Sekitar 2. Saling Menyayangi 3. Tidur Terpisah dengan Orang Tua atau Saudara 4. Waspada Terhadap Orang di Sekitar Alur kerja juga disusun untuk memudahkan kerja tim. Beberapa teman sekelompok pun sudah ambil bagian dalam pembagian kerja. Mulai dari penanggung jawab, penulis materi, editor, penyusun naskah, desain cover dan isi, tim kreatif, dan lain sebagainya. Namun kali ini saya tidak mengambil peran dalam tugas kelompok. Dan hanya menjadi penggembira serta penyemangat. 😁

Kenapa Jatuh Cinta dengan Drama Korea?

Drama Lawas, Autumn in My Heart Drama Korea adalah salah satu jenis tontonan yang banyak disukai. Dari mulai remaja, ibu-ibu hingga bapak-bapak di luar sana senang menonton tayangan yang satu ini. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, dimana masyarakat dihimbau untuk di rumah saja jika tidak memiliki keperluan penting, semakin banyaklah penikmat drakor bertebaran.  Saya sendiri sudah belasan tahun menjadi penikmat drama Korea. Sejak Endless Love/Autumn in My Heart tayang di stasiun televisi Indonesia. Drama ini bercerita tentang anak yang tertukar (atau sengaja ditukar?), dimana akhirnya kembali ke orang tua masing-masing. Lalu setelah dewasa "mantan" kakak adik yang terpisah bertemu kembali dan saling jatuh cinta.  Cerita ini sukses membuat saya gagal move on hingga saat ini. Apalagi episode-episode awal yang menceritakan harmonisnya hubungan kakak beradik itu saat masih di bangku sekolah. Saya yang seorang anak sulung merasa begitu "iri". Seru membayangka

Setiap Lagu Menyimpan Cerita

Ketika berbicara tentang OST atau Original Soundtrack , ingatan saya selalu melayang pada hari-hari ketika saya masih duduk di bangku SMP. Pada suatu hari, di kelas kami diadakan semacam pentas seni. Para siswa diminta untuk tampil, baik secara individu maupun secara kelompok. Saya tidak terlalu ingat detailnya, namun ada satu hal yang saya ingat sampai sekarang. Seorang teman saya tampil membawakan melodi "Romance de Amor" dengan gitar akustiknya, dan sukses membuat para siswi yang hadir di sana "terpesona", bahkan beberapa siswi sampai berurai air mata. Melodi "Romance de Amor" ini memang sedang naik daun karena menjadi musik pengiring sebuah drama Korea yang booming saat itu, yaitu Endless Love atau Autumn in My Heart. "Sihir" melodi itu seperti semakin kuat karena dibawakan oleh salah satu siswa idola para wanita di sekolah saya. Ya, para gadis itu bercucuran air mata bukan hanya karena melodi yang menyayat hati, namun juga sosok penuh peson