Tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam pikiran saya, bahwa menjadi ibu akan seperti ini rasanya. Hamil, melahirkan, menyusui, dan masa-masa setelahnya sungguh penuh kejutan. Kadang kejutan itu membuat saya lelah, sedih, atau marah. Namun, rasa bahagia dan syukur jauh lebih terasa dibanding semuanya.
Saya positif hamil sekitar dua bulan setelah acara pernikahan. Bulan kedua itu saya terlambat datang bulan, setelah bulan sebelumnya masih mengalami nyeri haid yang hebat. Karena penasaran, akhirnya saya membeli alat test pack, melakukan tes di pagi hari, dan mendapatkan hasil positif. Rasanya campur aduk kala itu. Senang tapi juga terkejut. Memang saya tidak menunda kehamilan, namun tidak menyangka bahwa hamil bisa secepat itu.
Kehamilan saya diawali dengan "mabuk" parah yang baru hilang di atas bulan ke-4 kehamilan. Di awal kehamilan itu hidung saya menjadi sangat peka. Banyak bau yang selama ini saya suka malah membuat saya mual, termasuk bau sabun yang biasa saya gunakan. Jadi selama hamil, saya berganti merk sabun. Mual-mual itu juga membuat saya sering lemas dan mudah lelah. Setelah mual di empat bulan pertama, bulan-bulan berikutnya perut saya jadi sering kembung, bersendawa, bahkan tak jarang mag menyerang hingga melilit. Ketidaknyamanan inilah yang membawa saya berkenalan dengan food combining dan membuat saya berhenti menjadi picky eater sampai sekarang.
Bulan-bulan terakhir kehamilan berjalan dengan lebih nyaman berkat food combining itu. Sampai tibalah saat persalinan yang sangat menguras tenaga. Proses persalinan itu berlangsung hampir 5 jam. Tidak pernah terbayangkan saya harus mengejan dan menahan nyeri kontraksi selama itu. Saat sang bayi lahir ke dunia rasanya lega sekali. Saya masih berhutang pada diri sendiri untuk menuliskan detail proses persalinan ini sejak 4 tahun yang lalu. Semoga segera bisa saya wujudkan.
Dulu saat masih lajang, saya begitu rapuh. Sering sekali pikiran untuk mati melintas di otak setiap kali masalah datang melanda. Namun semenjak kehadiran sang anak, tak pernah lagi pikiran itu melintas. Malah sebaliknya, saya ingin hidup lama agar bisa membersamainya hingga dia dewasa. Bagi saya, buah hati adalah sumber semangat yang tiada habisnya.
Menjadi ibu juga membuat saya lebih bisa memahami orang tua saya. Memahami perjuangan mereka membesarkan saya serta adik-adik, memahami pola berpikirnya, juga memahami keputusan-keputusan yang diambil mereka selama ini. Pemahaman itu membawa saya pada kesimpulan bahwa menjadi orang tua, khususnya ibu, memang tidaklah mudah. Lantas saya pun secara perlahan bisa melepas segala kemarahan kepada mereka yang selama ini tersimpan dalam dada.
Bagi saya menjadi ibu adalah sebuah babak baru yang membawa banyak dampak positif dalam hidup. Dianugerahi titipan Tuhan berupa anak ini banyak sekali mengajarkan hal-hal baru yang pada akhirnya mendewasakan saya. Kami berdua sama-sama belajar. Kami berdua sama-sama bertumbuh. Saya adalah guru baginya, dan dia adalah guru bagi saya.
Terima kasih, Nak!
Komentar
Posting Komentar