Langsung ke konten utama

Terima Kasih, Nak!


Tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam pikiran saya, bahwa menjadi ibu akan seperti ini rasanya. Hamil, melahirkan, menyusui, dan masa-masa setelahnya sungguh penuh kejutan. Kadang kejutan itu membuat saya lelah, sedih, atau marah. Namun, rasa bahagia dan syukur jauh lebih terasa dibanding semuanya.


Saya positif hamil sekitar dua bulan setelah acara pernikahan. Bulan kedua itu saya terlambat datang bulan, setelah bulan sebelumnya masih mengalami nyeri haid yang hebat. Karena penasaran, akhirnya saya membeli alat test pack, melakukan tes di pagi hari, dan mendapatkan hasil positif. Rasanya campur aduk kala itu. Senang tapi juga terkejut. Memang saya tidak menunda kehamilan, namun tidak menyangka bahwa hamil bisa secepat itu.


Kehamilan saya diawali dengan "mabuk" parah yang baru hilang di atas bulan ke-4 kehamilan. Di awal kehamilan itu hidung saya menjadi sangat peka. Banyak bau yang selama ini saya suka malah membuat saya mual, termasuk bau sabun yang biasa saya gunakan. Jadi selama hamil, saya berganti merk sabun. Mual-mual itu juga membuat saya sering lemas dan mudah lelah. Setelah mual di empat bulan pertama, bulan-bulan berikutnya perut saya jadi sering kembung, bersendawa, bahkan tak jarang mag menyerang hingga melilit. Ketidaknyamanan inilah yang membawa saya berkenalan dengan food combining dan membuat saya berhenti menjadi picky eater sampai sekarang.


Bulan-bulan terakhir kehamilan berjalan dengan lebih nyaman berkat food combining itu. Sampai tibalah saat persalinan yang sangat menguras tenaga. Proses persalinan itu berlangsung hampir 5 jam. Tidak pernah terbayangkan saya harus mengejan dan menahan nyeri kontraksi selama itu. Saat sang bayi lahir ke dunia rasanya lega sekali. Saya masih berhutang pada diri sendiri untuk menuliskan detail proses persalinan ini sejak 4 tahun yang lalu. Semoga segera bisa saya wujudkan.


Dulu saat masih lajang, saya begitu rapuh. Sering sekali pikiran untuk mati melintas di otak setiap kali masalah datang melanda. Namun semenjak kehadiran sang anak, tak pernah lagi pikiran itu melintas. Malah sebaliknya, saya ingin hidup lama agar bisa membersamainya hingga dia dewasa. Bagi saya, buah hati adalah sumber semangat yang tiada habisnya.


Menjadi ibu juga membuat saya lebih bisa memahami orang tua saya. Memahami perjuangan mereka membesarkan saya serta adik-adik, memahami pola berpikirnya, juga memahami keputusan-keputusan yang diambil mereka selama ini. Pemahaman itu membawa saya pada kesimpulan bahwa menjadi orang tua, khususnya ibu, memang tidaklah mudah. Lantas saya pun secara perlahan bisa melepas segala kemarahan kepada mereka yang selama ini tersimpan dalam dada.


Bagi saya menjadi ibu adalah sebuah babak baru yang membawa banyak dampak positif dalam hidup. Dianugerahi titipan Tuhan berupa anak ini banyak sekali mengajarkan hal-hal baru yang pada akhirnya mendewasakan saya. Kami berdua sama-sama belajar. Kami berdua sama-sama bertumbuh. Saya adalah guru baginya, dan dia adalah guru bagi saya. 


Terima kasih, Nak!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Drama Korea yang Bikin "Ilfil"

Awal minggu ini masuk ke topik ke-6 tantangan WAG Drakor dan Literasi, yaitu "Drama korea yang enggan ditonton". Seperti yang sudah pernah saya tulis di postingan sebelumnya, saya senang menonton tayangan bergenre apapun, kecuali horor, sadis dan mengandung banyak darah. Ketiga hal itu yang paling tidak bisa saya hadapi baik dalam tontonan maupun bacaan. Drama bergenre horor adalah yang paling pertama dan utama yang saya hindari. Namun ada kalanya saya tergoda untuk menonton drama seperti itu. Beberapa membuat saya takut di awal, namun akhirnya memberanikan diri karena penasaran. Contohnya Master Sun (2013). Saya pertama menonton drama ini pada awal rilisnya, yaitu tahun 2013. Teman saya yang sudah mulai menonton merekomendasikannya kepada saya. Katanya dramanya bagus. Namun di episode pertama saya sudah disuguhi hantu-hantu yang menyeramkan, sehingga mengurungkan niat untuk menonton. Sekitar tahun 2016 akhirnya saya mencoba menonton lagi drama ini. Drama ini menampilkan Gon...

Efek Samping Menonton Drama Korea

Halo semua! Kembali lagi kita membahas tentang drama korea. Kali ini topik ke-7 adalah tentang manfaat atau efek menonton drama korea. Jadi, setelah dua dekade menjadi penikmat drama korea adakah manfaat dan efek menonton drama yang selama ini saya rasakan? Tentu ada pastinya ya. Segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup pasti ada efeknya. Entah efek positif maupun efek negatif. Mari kita bahas satu persatu. Mendapatkan Hiburan Alasan pertama dan utama menonton selama ini adalah mencari hiburan. Baik itu drama korea ataupun tontonan lainnya. Saat sedang senggang, selain membaca, menonton adalah salah satu hal yang bisa menjadi pengobat lelah dan kebosanan. Terutama dulu saat belum berkeluarga. Kalau sekarang, saya lebih banyak memilih tidur daripada menonton. Tempat Lari dari Kenyataan Selain mencari hiburan, salah satu tujuan lain dari menonton adalah lari dari kenyataan. Terutama jika sedang dirundung masalah. Biasanya saya akan menenggelamkan diri seharian dalam dunia yang ada di...

Semua Unik, Semua Asyik

Wohooo!!! Akhirnya sampai juga di topik ke-15. Sudah setengah jalan dari total 30 topik yang akan dibahas. Apakah topik ke-15 itu? Penasaran? Jawabannya adalah "Kamu tim Drama Ongoing atau Drama Completed ?". Sebetulnya jawabannya mudah saja kan. Tinggal pilih salah satu atau keduanya. Tapi karena ada batasan minimal menulis 300 kata, izinkan saya berbasa-basi dulu sebelum sampai pada kesimpulan. 😁 Dulu, sebelum era  internet merajalela, sudah bisa dipastikan saya selalu menonton drama secara ongoing di televisi. Memang menonton seperti ini membuat penasaran, namun saya juga jadi lebih disiplin dengan waktu. Drama tersebut pasti tayang di hari dan jam yang sama. Ada yang tayang setiap hari, ada yang seminggu sekali, dan lain sebagianya. Tergantung kebijakan masing-masing stasiun televisi. Dari sinilah saya belajar mengelola waktu, agar saat drama tersebut tayang, saya bisa menonton dengan bebas tanpa gangguan tugas-tugas yang lainnya, seperti PR atau pekerjaan rumah. Ibu s...