Langsung ke konten utama

Wahana Diving : Piramida IIP



Tahapan pra bunda sayang sudah masuk pada wahana terakhir. Dalam wahana diving ini, kami mendapat materi tentang piramida IIP. Sebelumnya saya sudah pernah sedikit menyimak tentang piramida ini saat diklat pengurus. Namun dalam materi kali ini dibahas dengan lebih mendetail. Pada piramida bawah digambarkan sarana belajar yang ada di Ibu Profesional, sedangkan piramida atas adalah gambaran dari hasil akhir/output yang diharapkan ada pada member. Kedua piramida tersebut bertemu pada satu titik yaitu akhlak mulia. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam proses belajar, akhlak yang mulia adalah kunci tercapainya tujuan yang baik.



Setelah menyimak materi, kami pun mendapatkan tugas terakhir. Tugas tersebut adalah
"Selami kembali diri anda. Seperti apakah anda saat ini setelah di IIP? Apa yang anda perjuangkan ke depan? Dan apa kesamaan anda dengan IIP?" Sekali lagi tugas pra bunda sayang ini membuat saya berpikir mendalam. Merenungkan perjalanan saya setelah bergabung menjadi bagian Ibu Profesional selama hampir 2 tahun.


Seperti apakah saya setelah di IIP?


Izinkan saya bernostalgia, bercerita sedikit tentang perjalanan saya selama menjadi member dan akhirnya bergabung menjadi pengurus IP, terutama IP Batam. Apa saja yang saya dapatkan dan kenapa saya terus bertahan?


Saya mendapat informasi tentang Ibu Profesional jauh sebelum saya pindah ke Batam. Lewat postingan medsos seorang teman saya mulai tertarik. Akhirnya saya mencoba mendaftar untuk regional Bandung. Sayangnya, belum rezeki saya untuk bergabung ke dalam lingkup IP Bandung.


Sampai akhirnya saya pindah ke Batam. Saya tidak kenal siapapun di sini. Melihat suami yang mulai banyak kegiatan bersama teman-temanya saya merasa iri. Masalahnya saya tidak bergaul dengan siapapun selain anak dan suami. Bahkan dengan tetangga pun tidak karena anak saya yang waktu itu masih takut bertemu dengan orang baru.


Akhirnya pada suatu hari senior saya di SMA memberi informasi bahwa Ibu Profesional membuka pendaftaran kembali. Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Selain sudah lama saya ingin bergabung dan belajar bersama Ibu Profesional, saya juga berharap bisa mendapatkan teman di tempat asing ini. Saya pun mendaftar untuk regional Batam.


Nyaris saja saya tidak masuk lagi ke dalam lingkaran Ibu Profesional karena saya salah mengisi nomor ponsel. Beruntunglah wali kelas saya saat itu, yaitu mbak Vidi, mengontak saya melalui Instagram. Berkat dia akhirnya saya bisa mengikuti kelas foundation dan matrikulasi yang ternyata cukup banyak merubah pola pikir dan berdampak pada hidup saya sehari-hari, baik sebagai individu, ibu maupun istri. Saya seperti terselamatkan dari lubang gelap yang selama ini mengurung saya di dalamnya. Saya menemukan kembali tujuan hidup dan kebahagiaan saya.


Setelah lulus kelas matrikulasi, saya pun resmi menjadi member Ibu Profesional. Lalu tiba saatnya saya bergabung dengan rumah belajar yang ada di sana. Karena sudah mengikuti kelas matrikulasi, saya lebih mudah menentukan rumbel apa yang saya ikuti. Saya merasa mudah menentukan langkah ketika tahu apa yang saya mau. Ternyata bergabung dengan rumbel-rumbel tersebut sangat menyenangkan. Selain mendapatkan ilmu, informasi, saya juga mendapatkan teman-teman yang mempunyai hobi atau kesukaan yang sama. Tentu saja ini membuat saya merasa lebih mudah akrab dengan mereka. Apalagi yang lebih asyik daripada mendapatkan teman yang memiliki hobi yang sama dengan kita?

Kecintaan saya pada IP semakin terasa setelah bergabung dalam kepanitiaan workshop dan wisuda matrikulasi. Hal ini yang membuat saya maju bergabung menjadi pengurus. Awalnya saya mendaftar untuk posisi admin medsos atau admin WAG. Namun saya ditawarkan tanggung jawab yang lebih besar yaitu sebagai manajer online yang membawahi admin medsos, admin WAG dan admin website. Awalnya saya ragu karena masih merasa sebagai anak baru yang belum banyak tahu seputar ibu profesional, tapi akhirnya setelah dirayu dan diyakinkan oleh banyak pihak saya pun menerima amanah tersebut.


Ternyata semuanya berjalan dengan lancar karena para "senior" siap sedia membimbing dan menjawab segala pertanyaan saya. Tugas-tugas terasa ringan karena tim yang penuh semangat dan kompak. Walaupun posisi tersebut hanya saya jalankan beberapa bulan, namun saya bahagia. Sekarang saya memegang amanah sebagai manajer media komunikasi sekretaris regional. Tentu saja posisi dan tim ini tidak kalah seru.


Semakin dalam saya masuk ke dalam lingkaran ibu profesional, semakin banyak ilmu bermanfaat dan teman baik yang saya dapatkan. Itulah yang membuat saya terus bertahan. Karena saya bahagia di dalamnya.


Apa yang saya perjuangkan ke depan?


Pertama, saya akan menikmati masa jabatan saya sebagai pengurus hingga usai atau sampai saya pindah dari kota Batam. Semoga saya masih bisa berkontribusi untuk memajukan IP Batam bersama teman-teman pengurus yang lain, yang semangatnya selalu membuat saya ingin maju.


Kedua, saya akan menyelesaikan tahapan dalam bunda sayang. Dengan harapan saya bisa terus belajar menjadi ibu yang lebih baik. Saya juga akan tetap mengikuti tahapan belajar dalam institut ibu profesional berikutnya. Saya percaya masih banyak ilmu yang bisa saya dapatkan. Meskipun sekarang saya masih sedikit kesulitan dengan metode belajar yang baru (Dengan facebook dan materi video), namun saya akan mencoba untuk beradaptasi dan menyelesaikan kelas-kelas hingga akhir.


Harapan saya, saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dalam setiap peran hidup saya. Sebagai individu, istri, ibu, anak, anggota masyarakat dan peran-peran lainnya. Semoga saya bisa ikut serta menebar kebaikan kepada lingkungan saya. Baik keluarga maupun masyarakat sekitar.


Apa persamaan saya dengan IIP?


Dari piramida Ibu Profesional yang dijelaskan dalam materi, saya merasa hasil akhir/output yang dituliskan pada piramida atas sama dengan tujuan yang ingin saya capai selama ini. Saya ingin menjadi pribadi yang percaya diri namun tidak sombong, hebat mengelola keluarga tapi tetep bahagia, tidak hanya mampu mendidik dan mengembangkan anak tapi juga menjadi sahabatnya, juga terus mengembangkan diri tanpa lupa kepada Sang Pencipta. Karena itu, untuk mencapai tujuan mulia, saya juga harus terus membiasakan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, semoga kebaikan tersebut bisa memancar ke segala arah dan mampu menginspirasi jiwa lainnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Drama Korea yang Bikin "Ilfil"

Awal minggu ini masuk ke topik ke-6 tantangan WAG Drakor dan Literasi, yaitu "Drama korea yang enggan ditonton". Seperti yang sudah pernah saya tulis di postingan sebelumnya, saya senang menonton tayangan bergenre apapun, kecuali horor, sadis dan mengandung banyak darah. Ketiga hal itu yang paling tidak bisa saya hadapi baik dalam tontonan maupun bacaan. Drama bergenre horor adalah yang paling pertama dan utama yang saya hindari. Namun ada kalanya saya tergoda untuk menonton drama seperti itu. Beberapa membuat saya takut di awal, namun akhirnya memberanikan diri karena penasaran. Contohnya Master Sun (2013). Saya pertama menonton drama ini pada awal rilisnya, yaitu tahun 2013. Teman saya yang sudah mulai menonton merekomendasikannya kepada saya. Katanya dramanya bagus. Namun di episode pertama saya sudah disuguhi hantu-hantu yang menyeramkan, sehingga mengurungkan niat untuk menonton. Sekitar tahun 2016 akhirnya saya mencoba menonton lagi drama ini. Drama ini menampilkan Gon...

Memilih "Be with You" sebagai "Menu Berbuka"

Cover Film yang Bikin Jatuh Cinta Annyeong! Ini adalah blog baruku. Dibuat dalam rangka mengikuti tantangan menulis dengan judul "Challenge 30 Topik Seputar Koriya" yang diadakan WAG Drakor dan Literasi. WAG ini adalah "anak" dari Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP). Sebetulnya tidak ada hubungannya dengan KLIP sih. Hanya saja sekarang ini anggotanya kebanyakan (atau semua) berasal dari peserta KLIP yang suka dengan hal-hal berbau Korea. Mulai dari drama, film, K-Pop hingga kebudayaan. Kenapa blog baru? Karena blog lama sudah didedikasikan untuk tulisan yang berhubungan dengan travelling saja (Blog lama bisa dilihat disini ). Jadi merasa kurang "pas" jika diselingi tulisan tentang per-korea-an. Nantinya blog ini akan berisi bermacam tulisan. Apapun! Tulisan lama saya di blog terdahulu yang tidak ada kaitannya dengan travelling juga akan dipindahkan ke sini. Baiklah begitu saja pembukaannya. Lanjut ke inti tulisan dulu. 😁 Tulisan pertama di blog baru in...

Pertama dan Tak Terlupakan

Topik 16 kali ini mengangkat tema " Kisah Cinta Pertama/Teman Masa Kecil, Yay or Nay?" . Cinta pertama. Apa yang terbayang di benak kalian ketika mendengar kata cinta pertama? Lawan jenis yang pertama kali menarik hati? Pacar pertama? Atau sesosok manusia yang sampai sekarang masih kalian rindukan? Apapun itu, hanya hati kalian sendiri yang mampu menjawabnya karena memang cinta pertama tidak ada definisi pastinya. Tapi jika ada yang bertanya kepada saya siapa cinta pertama saya? Pasti saya tidak bisa menjawabnya karena tidak ada definisi secara jelas. Mungkin saya akan menjawab "ibu". 🤭 Banyak yang berkata bahwa "Cinta Pertama Sulit Dilupakan." Benarkah? Bisa jadi. Biasanya orang memang cenderung sulit melupakan pengalaman pertama mereka. Pengalaman pertama sebagian besar memang berkesan. Meskipun kesan yang ditimbulkan tidak selalu baik. Tidak hanya soal cinta, pengalaman pertama naik pesawat dan naik speed boat juga masih terkenang jelas dalam ingatan s...