Langsung ke konten utama

Wahana Surfing : Prinsip Berkomunitas dan Code of Conduct

 "Adab sebelum ilmu"

Kalimat ini sering saya dengar begitu masuk ke dalam Ibu Profesional. Sejak Matrikulasi, sudah ditanamkan kepada kami, bahwa kami harus memiliki adab yang baik dalam proses mencari ilmu tersebut. Dalam lingkup Ibu Profesional adab ini tertuang dalam Code of Conduct atau yang lebih dikenal dengan CoC.


Pada materi kedua kelas pra Bunda Sayang disampaikan bahwa ada 4 kriteria seseorang memiliki adab yang baik, yaitu selalu ikhlas dan membersihkan jiwa, selalu bergegas dan mengutamakan waktu, tidak sok tahu, dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas.


Dalam game di wahana surfing kali ini, para mahasiswi diminta menjabarkan tentang "Bagaimana selama ini internalisasi diri anda dalam berkomunitas berdasarkan prinsip dan COC IP?". Pertanyaan yang cukup berat bagi saya yang terkadang masih ragu-ragu tentang batasan hal yang boleh dan tidak boleh tersebut. Beberapa hal terasa jelas, tapi terkadang masih ada yang membuat saya ragu-ragu.


Awal mendapatkan materi tentang CoC saat kelas matrikulasi dulu, saya merasa banyak sekali aturannya dan susah bagi saya untuk memahami. Saya takut jika di tengah jalan saya melakukan kesalahan tanpa disadari, lalu dikeluarkan. Namun seiring dengan semakin lamanya waktu yang saya habiskan di dalam wadah Ibu Profesional, saya semakin mengerti. 


Ternyata tidak serumit itu. Banyak hal masih tetep bisa kami lakukan meskipun ada aturan-aturan yang harus dipegang. Intinya hanya "Semua boleh, kecuali yang tidak boleh". Jadi selama tidak melanggar aturan, semua hal dipersilahkan. Di sana lah biasanya saya bertanya atau berdiskusi dengan teman-teman lainnya apabila masih ada hal-hal yang membuat saya ragu.


Apalagi ketika saya sudah terjun ke dalam kepengurusan IP Batam. Posisi saya sebelumnya sebagai manager online dan sekarang manager media komunikasi, membuat saya lebih berusaha memahami CoC yang ada. Saya tidak ingin sebagai garda depan penyampai informasi malah salah dan melakukan pelanggaran terhadap CoC yang ada. Sua berusaha agar informasi serta cara penyampaiannya tidak bertentangan dengan prinsip yang dipegang oleh Ibu Profesional.


Beruntunglah dalam materi kemarin juga disampaikan tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat kita masih menjadi bagian dari Ibu Profesional, terutama saat kelas Bunda Sayang nantinya. Penjelasan ini menyegarkan kembali ingatan saya. Ada 5 hal yang harus dihindari oleh para member Ibu Profesional, yaitu tidak mengkritik pemerintah, tidak gibah atau fitnah, tidak membicarakan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Anggota tubuh), tidak berbicara khilafiah, serta tidak konflik kepentingan. Selain kelima hal tersebut, hal-hal lainnya boleh dilakukan.


Hal yang selama ini masih terjadi dan sulit dihindari adalah menahan sifat "baper" yang muncul akibat perasaan sok tahu bercampur dengan berburuk sangka. Seperti pada kasus materi yang kurang mendapat respon dari para member, member SR (Silent Reader) atau member yang tiba-tiba keluar dari wag. Mau tidak mau biasanya pikiran buruk yang disebabkan perasaan sok tahu itu akan muncul. Namun ketika teringat tentang materi adab sebelum ilmu, saya berusaha untuk menepis perasaan-perasaan seperti itu. Mencari akar masalah dan solusi akan lebih baik daripada sekedar memendam perasaan berlarut-larut. Semoga kedepannya saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat, baik sebagai individu, istri, ibu, anak, anggota masyarakat dan lain sebagainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Drama Korea yang Bikin "Ilfil"

Awal minggu ini masuk ke topik ke-6 tantangan WAG Drakor dan Literasi, yaitu "Drama korea yang enggan ditonton". Seperti yang sudah pernah saya tulis di postingan sebelumnya, saya senang menonton tayangan bergenre apapun, kecuali horor, sadis dan mengandung banyak darah. Ketiga hal itu yang paling tidak bisa saya hadapi baik dalam tontonan maupun bacaan. Drama bergenre horor adalah yang paling pertama dan utama yang saya hindari. Namun ada kalanya saya tergoda untuk menonton drama seperti itu. Beberapa membuat saya takut di awal, namun akhirnya memberanikan diri karena penasaran. Contohnya Master Sun (2013). Saya pertama menonton drama ini pada awal rilisnya, yaitu tahun 2013. Teman saya yang sudah mulai menonton merekomendasikannya kepada saya. Katanya dramanya bagus. Namun di episode pertama saya sudah disuguhi hantu-hantu yang menyeramkan, sehingga mengurungkan niat untuk menonton. Sekitar tahun 2016 akhirnya saya mencoba menonton lagi drama ini. Drama ini menampilkan Gon...

Semua Unik, Semua Asyik

Wohooo!!! Akhirnya sampai juga di topik ke-15. Sudah setengah jalan dari total 30 topik yang akan dibahas. Apakah topik ke-15 itu? Penasaran? Jawabannya adalah "Kamu tim Drama Ongoing atau Drama Completed ?". Sebetulnya jawabannya mudah saja kan. Tinggal pilih salah satu atau keduanya. Tapi karena ada batasan minimal menulis 300 kata, izinkan saya berbasa-basi dulu sebelum sampai pada kesimpulan. 😁 Dulu, sebelum era  internet merajalela, sudah bisa dipastikan saya selalu menonton drama secara ongoing di televisi. Memang menonton seperti ini membuat penasaran, namun saya juga jadi lebih disiplin dengan waktu. Drama tersebut pasti tayang di hari dan jam yang sama. Ada yang tayang setiap hari, ada yang seminggu sekali, dan lain sebagianya. Tergantung kebijakan masing-masing stasiun televisi. Dari sinilah saya belajar mengelola waktu, agar saat drama tersebut tayang, saya bisa menonton dengan bebas tanpa gangguan tugas-tugas yang lainnya, seperti PR atau pekerjaan rumah. Ibu s...

Dunia Kita Tidak Jauh Berbeda Dengan Dunia Komik

Topik 18 dari tantangan wag Drakor dan Literasi awal minggu ini adalah " Scene Drakor yang Bikin Dejavu (Serasa Pengalaman Sendiri)". Awalnya bingung adegan apa yang mirip pengalaman saya sendiri, namun dari drama Extraordinary You (2019), yang baru saya tamatkan kemarin, saya menemukan banyak sekali adegan yang membuat saya dejavu . Baca juga : Review Drama Korea Extraordinary You Garis besar cerita yang diangkat dalam drama Extraordinary You ini membuat saya teringat hidup saya sendiri, juga manusia-manusia lain di dunia ini. Mengikuti setiap episodenya membuat saya berpikir hidup kita laksana dunia dalam komik. Penulis yang disebut-sebut dalam drama ini seperti gambaran tentang Sang "Penulis" hidup, yaitu Tuhan. Sedangkan manusia adalah tokoh-tokoh yang diciptakan oleh-Nya. Hal-hal yang terjadi di dunia ini berjalan seperti apa yang Dia kehendaki. Bahkan katanya, garis hidup kita sudah ditentukan bahkan sebelum kita lahir ke dunia ini. Mirip dengan apa yang di...