Langsung ke konten utama

Tantangan Zona 3 Bunda Sayang (Hari 1)

Rencana


Bermain Sepeda Sore Hari

Peserta : Papa, mama, anak

Waktu : 16.00 - 17.00 WIB

Tempat : Di dalam komplek perumahan

Perlengkapan : Sepeda, Masker, Ponsel


Aktual dan Kendala


Kegiatan bersepeda dimulai lebih cepat dan selesai lebih cepat juga dari waktu yang ditentukan, namun durasi yang ditentukan hampir sama, yaitu sekitar 60 menit. Kami keluar rumah bertiga. Saya dan suami berjalan kaki, sedangkan anak menaiki sepedanya.



Sebelum berangkat anak saya bilang ingin bermain sepeda di lapangan voli. Ternyata sesampainya disana, lapangan sedang dipakai bermain voli. Dia sedih dan rewel. Lalu saya sarankan bermain di lapangan badminton. Ternyata lapangan badminton sudah dipakai anak-anak yang lebih besar untuk bermain sepeda juga.


Opsi terakhir saya tawarkan bermain di lapangan futsal depan rumah. Awalnya papanya menolak karena lapangan itu berupa lapangan tanah. Takut becek dan sulit mengayuh. Ternyata hanya bagian tengah lapangan yang becek, bagian tepinya kering. Dan anak-anak yang bermain di sana hanya sedikit. Akhirnya kami bermain sejenak di lapangan itu.



Refleksi


Hari ini anak saya belajar bahwa keinginannya tidak selalu bisa terpenuhi. Saya dan suami belajar bersabar mendengar rengekan anak, mencoba menghiburnya dan membantu mencari solusi lainnya.


Prosentase Keberhasilan


95%

😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Jatuh Cinta dengan Drama Korea?

Drama Lawas, Autumn in My Heart Drama Korea adalah salah satu jenis tontonan yang banyak disukai. Dari mulai remaja, ibu-ibu hingga bapak-bapak di luar sana senang menonton tayangan yang satu ini. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, dimana masyarakat dihimbau untuk di rumah saja jika tidak memiliki keperluan penting, semakin banyaklah penikmat drakor bertebaran.  Saya sendiri sudah belasan tahun menjadi penikmat drama Korea. Sejak Endless Love/Autumn in My Heart tayang di stasiun televisi Indonesia. Drama ini bercerita tentang anak yang tertukar (atau sengaja ditukar?), dimana akhirnya kembali ke orang tua masing-masing. Lalu setelah dewasa "mantan" kakak adik yang terpisah bertemu kembali dan saling jatuh cinta.  Cerita ini sukses membuat saya gagal move on hingga saat ini. Apalagi episode-episode awal yang menceritakan harmonisnya hubungan kakak beradik itu saat masih di bangku sekolah. Saya yang seorang anak sulung merasa begitu "iri". Seru membayangka

Tantangan Zona 7 Bunda Sayang (Hari 2)

Hari ke-2 ini kelompok kami sudah semakin matang diskusinya. Kami sudah menentukan judul apa yang akan diangkat, yaitu "Pendidikan Seksualitas pada Anak Usia Dini: Aku, Keluarga dan Sekitar".  Ada 4 materi yang akan kami bahas, antara lain: 1. Tahu Keluarga dan Sekitar 2. Saling Menyayangi 3. Tidur Terpisah dengan Orang Tua atau Saudara 4. Waspada Terhadap Orang di Sekitar Alur kerja juga disusun untuk memudahkan kerja tim. Beberapa teman sekelompok pun sudah ambil bagian dalam pembagian kerja. Mulai dari penanggung jawab, penulis materi, editor, penyusun naskah, desain cover dan isi, tim kreatif, dan lain sebagainya. Namun kali ini saya tidak mengambil peran dalam tugas kelompok. Dan hanya menjadi penggembira serta penyemangat. 😁

Setiap Lagu Menyimpan Cerita

Ketika berbicara tentang OST atau Original Soundtrack , ingatan saya selalu melayang pada hari-hari ketika saya masih duduk di bangku SMP. Pada suatu hari, di kelas kami diadakan semacam pentas seni. Para siswa diminta untuk tampil, baik secara individu maupun secara kelompok. Saya tidak terlalu ingat detailnya, namun ada satu hal yang saya ingat sampai sekarang. Seorang teman saya tampil membawakan melodi "Romance de Amor" dengan gitar akustiknya, dan sukses membuat para siswi yang hadir di sana "terpesona", bahkan beberapa siswi sampai berurai air mata. Melodi "Romance de Amor" ini memang sedang naik daun karena menjadi musik pengiring sebuah drama Korea yang booming saat itu, yaitu Endless Love atau Autumn in My Heart. "Sihir" melodi itu seperti semakin kuat karena dibawakan oleh salah satu siswa idola para wanita di sekolah saya. Ya, para gadis itu bercucuran air mata bukan hanya karena melodi yang menyayat hati, namun juga sosok penuh peson