Assalamualaikum...
Hari ini tepat 10 hari sejak zona 7 kelas Bunda Sayang dimulai. Hari ini laporan terakhir saya adalah tentang "Pentingnya Aqil dan Baligh Secara Bersamaan". Materi ini disampaikan oleh kelompok 20 dari regional Lamongan dan Lampung.
Aqil berasal dari bahasa arab yang artinya berakal, cerdik dan pandai. Tanda-tanda anak sudah memasuki fase aqil diantaranya adalah mengenal Tuhan, bisa membedakan dan menyampaikan hal yang disukai dan tidak disukai, menjauhi hal-hal berbahaya dan mengancam keselamatan, mampu belajar dari pengalaman, mendengarkan perkataan dan mengikuti apa yang paling baik untuk dirinya, serta menjauhi hal buruk.
Baligh adalah saat seseorang sudah mencapai usia tertentu dan dianggap sudah dewasa, atau sudah mengalami perubahan biologis yang merupakan tanda-tanda kedewasaannya. tanda-tanda baligh dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan usia dan berdasarkan aktifnya organ reproduksi. Jika dilihat dari usia, laki-laki dan perempuan memasuki masa baligh pada usia sekitar 15 tahun. Namun ada batasan minimal dan maksimalnya. Minimal 9 tahun bagi perempuan dan 12 tahun bagi laki-laki, sedangkan batas maksimalnya 19 tahun bagi perempuan dan 18 tahun bagi laki-laki.
Jika dilihat dari aktifnya organ reproduksi, anak perempuan mencapai usia baligh ketika telah mengalami menstruasi sedangkan untuk anak laki-laki, tanda bahwa dirinya sudah memasuki usia baligh adalah saat terjadi mimpi basah yang ditandai dengan keluarnya mani.
Sebelum masuk masa baligh, sebaiknya anak sudah terlebih dahulu memasuki fase aqil, atau minimal memasuki masa aqil baligh secara bersamaan. Kenapa? Agar mereka memiliki pengendalian diri saat memasuki masa baligh ini karena biasanya ketika memasuki masa baligh, anak-anak mulai mengenal hawa nafsu.
Disinilah peran orang tua sangat penting dalam membimbing anak-anaknya. Orang tua harus mengajari anak bagaimana cara berpikir kritis, memecahkan masalah, mengambil keputusan serta memikul resiko atas segala keputusan dan perbuatannya.
Tahap awal yang harus dilakukan orang tua adalah persiapan ideologis. Disini anak mulai dikenalkan kepada Tuhan sesuai ajaran agamanya masing-masing. Tahapan kedua adalah persiapan psikologis. Membangun ikatan yang baik dengan anak adalah pondasi dari persiapan psikologis ini. Hubungan yang harmonis antar anggota keluarga adalah kuncinya.
Selanjutnya adalah persiapan sosial. Orang tua harus mengajarkan anak cara bergaul dengan baik dan benar, dimulai dengan bersilaturahmi lingkungan terdekat. Pastikan anak memiliki lingkungan pergaulan yang baik di awal kehidupannya, agar anak terbiasa berkumpul bersama orang-orang baik dan harapannya nantinya mereka bisa memilah lingkungan pergaulannya saat sudah dewasa. tahapan terakhir adalah persiapan kognitif. Dalam tahap ini anak diajarkan untuk berpikir kritis dan realistis.
Komentar
Posting Komentar