Langsung ke konten utama

Tantangan Zona 7 Bunda Sayang (Hari 9)

Assalamualaikum...


"Peran Ayah Dalam Pengasuhan Untuk Pendidikan Seksualitas" adalah topik yang diangkat oleh kelompok 4 dari regional Jakarta pada hari ke-9 ini. Seperti yang kita tahu, dalam pertumbuhan anak tidak hanya dibutuhkan peran ibu, namun juga kehadiran ayah sebagai contoh. Meskipun masih banyak masyarakat yang berpendapat tugas ayah "hanya" sebagai pencari nafkah, sedangkan segala urusan anak adalah tanggung jawab ibu. 


Nyatanya dalam islam tidak diajarkan seperti itu. Malah porsi ayah sebagai pendidik yang utama lebih besar dari ibu. Termasuk dalam hal pendidikan seksualitas. Dalam hal ini peran ayah sangat diperlukan.


Berikut adalah beberapa peran ayah dalam menumbuhkan fitrah seksualitas:


1. Ego dan Individualitas. Dalam hal ini ayah berperan dalam mendidik keberanian, kemandirian, kekuatan, kepercayaan diri, dan keyakinan.


2. Membangun sistem berpikir. Laki-laki yang cenderung rasional dapat membantu anak membangun pola berpikirnya.


3. Melatih ketegasan. Ayah biasanya cenderung lebih tega kepada anak daripada ibunya. Dari sinilah anak belajar ketegasan.


4. Penanggung jawab pendidikan. Ayah juga harus turut serta mendidik anak-anaknya. hal ini banyak dicontohkan oleh nabi-nabi terdahulu.


5. Membangun visi dan misi. Sebagai pemimpin keluarga, seorang ayah harus memiliki visi dan misi keluarga yang jelas.


6. Maskulinitas. Anak yang dekat dengan ayah dan ibunya, maka fitrah seksualitasnya akan berkembang dengan baik dan seimbang.


7. Konsultan pendidikan. Jika keluarga diibaratkan sebagai institusi pendidikan, maka peran ayah disini adalah sebagai kepala sekolah. Tentu saja kepala sekolah harus update terhadap berbagai informasi pendidikan.


Ternyata banyak sekali peran ayah dalam pendidikan seksualitas anak. Karena itu seorang ayah wajib memahami ilmu terkait pendidikan seksualitas ini, agar bisa membimbing anak tumbuh sesuai fitrahnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Drama Korea yang Bikin "Ilfil"

Awal minggu ini masuk ke topik ke-6 tantangan WAG Drakor dan Literasi, yaitu "Drama korea yang enggan ditonton". Seperti yang sudah pernah saya tulis di postingan sebelumnya, saya senang menonton tayangan bergenre apapun, kecuali horor, sadis dan mengandung banyak darah. Ketiga hal itu yang paling tidak bisa saya hadapi baik dalam tontonan maupun bacaan. Drama bergenre horor adalah yang paling pertama dan utama yang saya hindari. Namun ada kalanya saya tergoda untuk menonton drama seperti itu. Beberapa membuat saya takut di awal, namun akhirnya memberanikan diri karena penasaran. Contohnya Master Sun (2013). Saya pertama menonton drama ini pada awal rilisnya, yaitu tahun 2013. Teman saya yang sudah mulai menonton merekomendasikannya kepada saya. Katanya dramanya bagus. Namun di episode pertama saya sudah disuguhi hantu-hantu yang menyeramkan, sehingga mengurungkan niat untuk menonton. Sekitar tahun 2016 akhirnya saya mencoba menonton lagi drama ini. Drama ini menampilkan Gon...

Memilih "Be with You" sebagai "Menu Berbuka"

Cover Film yang Bikin Jatuh Cinta Annyeong! Ini adalah blog baruku. Dibuat dalam rangka mengikuti tantangan menulis dengan judul "Challenge 30 Topik Seputar Koriya" yang diadakan WAG Drakor dan Literasi. WAG ini adalah "anak" dari Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP). Sebetulnya tidak ada hubungannya dengan KLIP sih. Hanya saja sekarang ini anggotanya kebanyakan (atau semua) berasal dari peserta KLIP yang suka dengan hal-hal berbau Korea. Mulai dari drama, film, K-Pop hingga kebudayaan. Kenapa blog baru? Karena blog lama sudah didedikasikan untuk tulisan yang berhubungan dengan travelling saja (Blog lama bisa dilihat disini ). Jadi merasa kurang "pas" jika diselingi tulisan tentang per-korea-an. Nantinya blog ini akan berisi bermacam tulisan. Apapun! Tulisan lama saya di blog terdahulu yang tidak ada kaitannya dengan travelling juga akan dipindahkan ke sini. Baiklah begitu saja pembukaannya. Lanjut ke inti tulisan dulu. 😁 Tulisan pertama di blog baru in...

Pertama dan Tak Terlupakan

Topik 16 kali ini mengangkat tema " Kisah Cinta Pertama/Teman Masa Kecil, Yay or Nay?" . Cinta pertama. Apa yang terbayang di benak kalian ketika mendengar kata cinta pertama? Lawan jenis yang pertama kali menarik hati? Pacar pertama? Atau sesosok manusia yang sampai sekarang masih kalian rindukan? Apapun itu, hanya hati kalian sendiri yang mampu menjawabnya karena memang cinta pertama tidak ada definisi pastinya. Tapi jika ada yang bertanya kepada saya siapa cinta pertama saya? Pasti saya tidak bisa menjawabnya karena tidak ada definisi secara jelas. Mungkin saya akan menjawab "ibu". 🤭 Banyak yang berkata bahwa "Cinta Pertama Sulit Dilupakan." Benarkah? Bisa jadi. Biasanya orang memang cenderung sulit melupakan pengalaman pertama mereka. Pengalaman pertama sebagian besar memang berkesan. Meskipun kesan yang ditimbulkan tidak selalu baik. Tidak hanya soal cinta, pengalaman pertama naik pesawat dan naik speed boat juga masih terkenang jelas dalam ingatan s...